Tugas MPKTA (LTM) : Strategi agar Kelompok Informal Tidak Bertentangan dengan Kelompok Formal

Strategi agar Kelompok Informal Tidak Bertentangan dengan Kelompok Formal
Oleh Elsa Manora, 1506688014

Judul                           : 1. “Dinamika Kelompok” dan “Pertentangan dan Tekanan”
                                      2. “Perilaku Kelompok”
                                      3. “Situasi Kelompok Sosial”
Penulis                         : 1.  Moekijat
                                      2. Veithzal Rivai
                                      3. Gerungan Dipl
Data Publikasi             :  1. Bandung: Mandar Maju, 1990
                                       2. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
                                       3. Bandung: Eresco, 1988   

            Dalam kehidupan sosial sehari-hari dapat kita temukan berbagai macam kelompok. Salah satunya ialah kelompok formal dan kelompok informal yang keduanya saling berkaitan. Strategi apa yang diperlukan agar kedua kelompok tersebut saling membawa dampak yang positif? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis melaporkan bacaan dari beberapa buku salah satu diantaranya yaitu Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi yang disusun oleh Veithzal Rivai.
            Menurut Veithzal Rivai kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk suatu tugas tertentu. Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.(Gerungan, 1988:87)
 Teori mengenai studi perilaku organisasi dalam buku Moekijat, pertentangan dirumuskan sebagai kondisi ketidakcocokkan antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan. Teoretikus-teoretikus menjelaskan perilaku pertentangan dipandang dari sudut pertentangan kepentingan objektif, gaya-gaya perseorangan, reaksi terhadap ancaman-ancaman, dan penyimpangan-penyimpangan kesadaran. Menurut Moekijat, pertentangan tersebut muncul karena di dalam setiap individu biasanya terdapat sejumlah kebutuhan dan peranan yang bersaing, banyak macam rintangan yang dapat terjadi di antara dorongan dan tujuan, dan segi-segi baik yang positif maupun yang negatif yang melekat pada tujuan-tujuan yang diinginkan. Itu semua menyulitkan individu dan  sering menyebabkan pertentangan dalam tujuan organisasi.
            Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu stratagi yang tepat agar pertentangan yang terjadi tidak semakin meluas dan menjangkiti kelompok-kelompok informal lainnya dalam suatu institusi. Terbentuknya kelompok informal dalam suatu organisasi diakibatkan karena adanya motif yang sama pada setiap anggota. Namun motif yang sama tersebut hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa tidak boleh menyimpang dari tujuan organisasi. Berlandaskan teori-teori dari sumber buku yang saya baca, maka strategi yang dapat ditempuh untuk menanamkan kesadaran pada diri setiap individu ialah dengan mengadakan kegiatan bersama yang positif misal dengan bakti sosial atau seminar pembentukan karakter. Selanjutnya ialah dengan penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan kelompok dalam merealisasikan tujuan institusi. Dalam kelompok resmi, biasanya norma-norma tingkah laku ini biasanya sudah tertulis dalam bentuk peraturan. Strategi lainnya ialah dengan diadakannya sistem penghargaan dalam kelompok-kelompok informal, mengenai tingkah laku-tingkah laku yang dianggap baik dan layak di apresiasi, serta sistem hukuman (sanksi-sanksi) apabila ada individu atau kelompok yang melanggar. Salah satu contoh yang dapat saya ambil yaitu dengan adanya kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus yang menanamkan nilai-nilai positif terhadap mahasiswa baru dengan pemberian berbagai macam tugas. Maka di sesi akhir kegiatan diumumkan siapa yang layak mendapat apresiasi sebagai peserta terbaik. Sebaliknya bagi yang tidak mengikuti kegiatan dengan baik maka mahasiswa tersebut terancam mendapat IKM pasif. Hal tersebut membuat individu-individu yang tergabung dalam sebuah kelompok informal untuk berpikir dua kali untuk menyimpang dari tujuan institusi.
Strategi lainnya yang dapat diterapkan dalam suatu institusi perkantoran agar kelompok informal tidak bertentangan dengan organisasi formal ialah organisasi formal bercampur dengan kelompok informal dalam menyusun sistem yang dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan, kelompok informal dapat megisi celah kekurangan yang ada dalam organisasi formal dan organisasi formal memberikan kepuasan dan kestabilan kepada kelompok informal.  Tak lupa peran pemimpin atau manajer yang dapat  mengelola dan memanfaatkan sistem informal untuk membantu orang-orang mencapai tujuan organisasi, pemimpin juga dapat menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong kelompok-kelompok informal untuk mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan yang dapat saya ambil ialah strategi yang paling sesuai yaitu dengan melalui pelatihan dan pendidikan karakter individu. Dinamika pertentangan juga tidak selalu dalam konteks yang negatif namun dinamika pertentangan memainkan peranan penting dalam studi perilaku organisasi karena dapat menjadi kontrol sosial terhadap kinerja para pemimipin suatu organisasi formal. Pemimpin akan bertindak menjadi lebih hati-hati karena merasa diawasi oleh kelompok-kelompok informal.
Kelebihan yang dapat saya lihat dari segi kelompok informal sendiri yaitu kelompok informal tidak selalu bertentangan dengan organisasi formal. Justru Sistem komunikasi informal dapat dengan segera menyebarkan informasi yang baik yang membantu sistem formal untuk mencapai tujuan. Kelompok informal biasanya dipergunakan untuk mengkoordinasikan unit-unit secara horizontal untuk menyampaikan informasi penting tentang prestasi, gagasan-gagasan dan sikap-sikap orang bawahan ke atas.
Kekurangan dari strategi-strategi yang diuraikan di atas ialah strategi-strategi tersebut bersifat fleksibilitas. Menurut pandangan saya, keefektifan strategi-strategi nanti sangat tergantung dengan keadaaan individu-individu yang tersebar dalam kelompok-kelompok informal. Satu individu saja dapat mempengaruhi banyak individu lainnya. Apakah individu tersebut mempunyai pandangan dan tujuan perseorangan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi.





Komentar